Tergiur Bisnis Buku via Internet

.

TERINSPIRASI sukses Amazon.com menjadi toko buku online terbesar di dunia, para pebisnis di dunia maya tergiur melakukannya di Indonesia. Penerbit buku pun kontan menyediakan saluran distribusi via internet untuk melayani orang-orang sibuk.

Di Indonesia, tren pembelian buku online memang terbilang bagus. Obuku.com punya cerita faktual soal itu. “Sejak kami berdiri 2,5 tahun lalu, penjualan meningkat dari tahun ke tahun,” kata Vera Lusiana, Manajer Administrasi Obuku.com.

Vera mengatakan, saat ini Obuku.com membukukan 5-10 transaksi per hari. Konsumennya rata-rata dari perusahaan yang membeli dalam jumlah banyak.




“Banyak kantor dan yayasan membeli buku lewat situs kami. Hanya untuk konsumen individu memang masih jarang,” ujarnya.

Sementara Wong Meliana, pemilik toko buku Bearbookstore.com, mengatakan, pelanggannya kebanyakan dari luar negeri dan luar Pulau Jawa.

“Pelanggan kami di Belanda cukup sering membeli buku-buku di website kami,” ujar Meliana.

Strategi dagang khusus dilakukan pebisnis buku lewat internet untuk merangkul sebanyak mungkin pelanggan. Mereka, seperti diakui Vera, giat melakukan kerja sama dengan situs-situs internet lokal dan asing. Hal itu dinilai Vera efektif dan membuat pecandu buku bisa memenuhi keinginannya cukup dari rumah.

“Kami juga bekerja sama dengan sejumlah perusahaan penerbit buku dan pengarang terkenal,” ungkap Vera.

Aman, cepat, dan tepat. Itulah senjata utama yang ditawarkan pebisnis buku online kepada khalayak luas. Keuntungan lain bagi calon konsumen adalah tersedianya buku yang sulit ditemukan di toko-toko buku umum.

“Banyak konsumen meminta agar kami menyediakan buku bacaan yang tidak mereka tumukan di toko buku. Kami kemudian berusaha mencarinya dan akhirnya mendapatkan buku yang dicari konsumen,” ungkap Vera.

Sementara Meliana mengakui, menjual buku-buku dengan harga lebih murah menjadi salah satu strategi jitu Bearbookstore.com untuk meraup keuntungan.

“Kami mempunyai buku-buku murah seperti buku keagamaan dengan harga di bawah Rp 10.000,” jelas Meliana, pemilik Bearbookstore.com yang berdiri sejak awal 2002.

Toko buku online juga mempunyai taktik khusus untuk memikat pembeli. Pembeli akan mendapatkan sejumlah poin bila membeli buku dengan nominal tertentu. Poin itu mempunyai nilai uang. Bila poin bertambah, bertambah juga nilai uang itu.

Nilai uang itu bisa digunakan konsumen untuk mendapatkan rabat atau diskon yang ditukarkan ketika membeli buku selanjutnya.

Penerbit buku terbesar Indonesia, Gramedia, juga melakukan penjualan buku secara online. Perusahaan penerbit buku yang berdiri sejak 1974 ini memulai penjualan secara online sejak 1999.

Suwono, Humas Gramedia cabang Mal Taman Anggek, mengatakan, penjualan buku lewat internet dibuat untuk kemudahan konsumen. Tapi, menurutnya, saat ini masyarakat masih lebih memilih membeli buku di toko buku. “Masyarakat kita belum terlalu familier belanja buku secara online,” kata Suwono.

Ia juga menyebutkan, faktor keterlambatan dalam pengiriman masih menjadi salah satu kendala dalam penjualan buku lewat internet. “Kalau ada hari libur nasional biasanya waktu pengiriman jadi agak lambat,” tambahnya.

Pihak Gramedia sedang berupaya mencari solusi untuk menggenjot jumlah pembeli buku lewat internet.

Elvyn G Masassya, Corporate Secretary BNI, mengakui dirinya selalu membeli buku-buku finance di internet. “Biasanya di Amazon.com,” ucap pria penyuka musik jazz ini.

Elvyn, pengamat ekonomi yang masuk dalam ‘40 Eksekutif Muda Indonesia 2000’ , mengungkapkan, rata-rata US$ 200 ia habiskan setiap kali belanja buku via internet.

Sumber: Augusta B Sirait www.INILAH.COM

0 komentar:

 
http://4beginner.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by www.o-om.com